Sukses batik di kancah dunia agaknya memancing geliat tenun. Tanpa menerjang pakem tenun klasik, sejumlah perancang ternama mencoba bereksperimen menghadirkan tenun dalam busana modern elegan.
Mengusung tema 'Sriwijaya Cross Sophistication', Chossy Latu menyuguhkan tenun songket Palembang sebagai busana pesta, semacam gaun untuk gala dinner.
Dengan sentuhan artistik, desainer lulusan London College of Fashion, Inggris, itu berhasil mengolaborasikan songket warna-warni khas dengan kain modern yang mewujud dalam busana mewah nan elegan.
Bukan hanya kreasinya yang memukau Pesta Tenun 2010. Denny Wirawan juga memesona pengunjung pesta dua tahun Cita Tenun Indonesia itu lewat mahakarya bertajuk 'Glorious Heritageous'. Perancang jebolan Susan Budhihardjo Fashion School 1992 ini mencoba menuangkan kreativitasnya dengan mengangkat tenun khas Sulawesi Tenggara.
Denny bermain-main dengan eksotika kain tradisional Kabupaten Buton Munda dan Kepulauan Wakatobi, kawasan yang terkenal keindahan alam bawah lautnya. Serangkaian gaun cocktail dan gaun malam bernuansa warna-warni cerah tercipta. Sentuhan benang metalik menjadikan tampilan busana terkesan mewah dan berkelas.
Rancangannya juga mengambil motif garis warna-warni berpadu dengan motif ikat yang membaur dalam serangkaian koleksi bergaya tahun 50-an yang klasik dan shopisticated.
Sementara, perancang Era Soekamto menuangkan kreativitasnya dengan mengolah kain tenun khas Baduy. Mengambil tema 'Intersection', ia sukses menggali potensi kain lokal yang mewujud dalam busana elegan tanpa menepikan keindahan setiap detail tenun Baduy.